Tuesday 26 March 2013

Ketawâdhu’an (Rendah Hati) Di antara Ikhwân



Ketawâdhu’an (Rendah Hati) Di antara Ikhwân


tawaduKetawâdhu’an atau rendah hati serta menjauhkan diri dari takabbur (keangkuhan) dan besar diri merupakan perkara yang dituntut dalam pergaulan.
Sifat tawâdhu’ maupun kelemah-lembutan akan melanggengkan hubungan di antara ikhwan serta menguatkan tali persaudaraan di antara mereka. Adapun keangkuhan, congkak dan menganggap diri besar merupakan sebab-sebab yang menimbulkan permusuhan, percekcokan serta melepaskan ikatan ukhuwwah yang sebelumnya terikat kuat.
Oleh sebab itulah, ketawâdhu’an merupakan perkara yang dituntut dalam agama ini dan diperintahkan, sedangkan kecongkakan dan keangkuhan adalah perkara yang tercela dan dilarang.
Dari ‘Iyâdh bin Himâr radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wasallam bersabda:
إن الله أوحى إليَّ أن تواضعوا حتى لا يفخر أحدٌ على أحدٍ ولا يبغِ أحدٌ على أحدٍ
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu kepadaku agar memiliki ketawâdhu’an, sehingga seseorang tidak menyombongkan dirinya dan melampaui batas atas yang lain.” [HR. Muslim 2865, Abu Dâwud 4895, Ibnu Mâjah 4179]
Maka sifat congkak atau kesombongan adalah jalan yang mengantarkan seseorang kepada kezaliman, permusuhan serta sikap melampaui batas.
Tidak diragukan lagi bahwa manusia memiliki keutamaan yang berbeda-beda dalam hal kedudukan, nasab maupun harta, ini semua merupakan sunnatullah yang Allah tetapkan di antara makhluk-Nya dengan hikmah-Nya yang Mahasempurna. Kendati demikian segala keutamaan ini tidaklah menjadi alasan bagi seseorang untuk merasa congkak dan besar diri atas yang lainnya. Akan tetapi, jika berbagai keutamaan yang Allah berikan itu diiringi dengan sifat ketawâdhu’an karena Allah, berlemah lembut serta ramah terhadap saudaranya maka yang demikian akan semakin menambah ketinggian derajat ia di sisi Allah ta’âla, dan manusia pun akan menerima dirinya.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wasallam bersabda:
وما تواضع أحدٌ لله إلا رفعه
“Tidaklah seseorang tawâdhu’ karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” [HR. Mâlik 1885, Ahmad 8782, Muslim 2588, At-Tirmidzi 2029, Ad-Dârimi 1676 - Mengutip dari Kitâb Al-Adab karya Syaikh Fu’âd bin Abdul ‘Aziz As-Syalhûb hal. 319]

No comments:

Post a Comment