Tarbiah dan Ukhuwah adalah Jantung Dakwah
Yang dimaksudkan dengan tarbiyah
adalah, bagaimana kita berubah. Bertambah baik setiap hari. Tarbiyah itu
seperti kita melakukan renovasi pada sebuah bangunan. Kadang kita tidak perlu
merobohkan bangunan-bangunan tertentu, kerana memang sudah jadi dan memiliki
karakter, hanya tinggal sentuhan akhir agar tampil lebih indah. Ada yang
fondasinya sudah bagus, tapi kurang tembok dan tiangnya.
Dan tarbiyah yang bagus akan
menghasilkan ukhuwah yg bagus pula. Ukhuwah itu adalah jalinan perasaan, tapi
ujungnya adalah jaringan. Awalnya adalah perasaan yang bebas polusi duniawi.
Dan ujungnya adalah jaringan yang berorientasi menegakkan kalimat Allah swt.
Membangun ukhuwah di tingkat perasaan itu sangatlah tidak mudah. Ada satu
kaidah yang bisa kita pegang dalam membangun ukhuwah. Sepanjang tidak ada
kepentingan duniawi yang dekat, pada umumnya ukhuwah yang indah bisa
dibangun di atasnya. Tapi ketika sudah ada friksi kepentingan, ukhuwah akan
mudah rusak di atasnya.
Kerana itu, dalam banyak sejarah
kaum muslimin, ukhuwah mereka utuh ketika mereka masih banyak yang menjadi fuqara’ wal masakin. Tapi
ketika taraf kehidupan mereka meningkat, konflik-konflik mulai muncul. Dalam
sirah perjalanan Rasulullah, awal-awal terjadi konflik dalam tubuh umat islam
terjadi setelah kemenangan Perang Badar. Kerana ada banyak harta rampasan dan
faktor dunia yang mulai muncul ke permukaan.
Tapi ketika mampu dengan baik
membangun ukhuwah, maka kita akan menyaksikan sistem pertahanan umat untuk
melakukan perlawanan pada setiap bahaya yang mengancam. Sebahagian besar dari
umat ini, pertengkarannya dipicu masalah-masalah perut.
Ketika satu amal usaha dimulai
dengan keikhlasan,
insyaAllah, sangat banyak yang bisa kita lakukan selanjutnya. Menggalang
potensi yang begitu luas. Menggabungkan begitu banyak kekuatan. Tapi dakwah ini
juga di dalamnya berlaku proses seleksi alam. Bukan bererti yang gagal sekarang
lalu tidak bersama kafilah dakwah, tidak demikian. Mungkin hanya pindah gerbong
saja. Tapi dakwah yang kita lakukan memerlukan istiqamah, kesabaran, karena
semakin hari beban tambahan yang akan kita terima sebagai agen-agen dakwah akan
semakin berat, bukan bertambah ringan. Dan itu masih ditambah dengan
beban-beban harian, di kantor, keluarga dan beban sosial lainnya.
Maka bersabarlah. Sebab dakwah
seperti lari marathon. Nafas panjang selalu diperlukan. Dan jangan sampai
kehabisan nafas di tengan jalan. Jalan dakwah seperti ini seperti tetesan air,
dia akan menembus dan membelah batu, tapi butuh waktu yang tidak sebentar. Tapi
jika tetes-tetes ini digabung menjadi satu, dia akan menjadi arus. Dan itulah
yang diperlukan oleh dakwah. Begitu dia menjadi arus, dia akan menghanyutkan.
Begitulah amal ukhuwah. Seperti menggabungkan huruf yang terpisah-pisah agar
menjadi satu dan bisa terbaca.
Dipetik dari buku: “Demi hidup
lebih baik” oleh Anis Matta
No comments:
Post a Comment